Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Tenue de Attire, Brand Fashion Lokal yang Melejit Lewat Pemilu Presiden 2019

Tenue de Attire, Brand Fashion Lokal yang Melejit Lewat Pemilu Presiden 2019

Tenue de Attire, Brand Fashion Lokal yang Melejit Lewat Pemilu Presiden 2019

Blog_Voucher

Sama seperti perempuan, kaum pria mungkin juga memiliki kesulitan saat hendak memilih pakaian. Tak jarang pria yang kerap menghabiskan waktu setengah jam atau lebih hanya untuk memilih pakaian kerja atau untuk kegiatan penting lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, Renaldi Perdana Kesuma atau yang akrab disapa Aldi akhirnya menghadirkan brand lokal Tenue de Attire.

Berdiri sejak 2014, Tenue de Attire merupakan merek fashion lokal untuk pria yang fokus menghadirkan kemeja yang mudah dipadupadankan untuk berbagai acara. Menurut Aldi, dengan menghadirkan produk fashion seperti ini bisa membantu pria agar tidak bingung lagi dalam memilih pakaian.
“Sebenarnya kita ingin solve bahwa dulu setiap pagi atau weekend, bingung mau pakai apa. Mungkin siap-siapnya bisa sejam, dua jam. Saya pikir, kalau itu berjalan sampai 10 tahun saja setiap minggu, sejam atau 30 menit setiap harinya, waktunya itu bisa dipakai untuk yang lain. Waktu kita berpikir bingung mau pakai apa mungkin bisa berguna buat yang lain. Jadi kita kepengin bikin bisnis kemeja yang bikin orang enggak perlu bingung, jadi gampang mix and match,” tutur Aldi.
Tenue de Attire sendiri memiliki dua line up kemeja, yaitu basic dan print. Kemeja basic sendiri hadir untuk memenuhi kebutuhan pakaian pria di berbagai acara. Aldi menegaskan, “Jadi itu sudah jadi concern utamanya waktu bikin bikin. Jadi, kita tidak akan bikin yang terlalu formal, kalau misalkan dipakai minum kopi pagi tidak cocok. Jadi kita selalu pertamanya melihat barang, bisa dulu dipakai dari mulai ada matahari sampai gelap.”
Lebih jauh, Aldi juga menceritakan bahwa nama Tenue de Attire sendiri berasal dari bahasa Prancis. Secara harfiah, arti dari Tenue de Attire sendiri adalah pakaian dari atas ke bawah. Aldi juga menyimpan harapan tersendiri di balik nama mereknya. “Intinya kita mau coba banyak orang, yang hidup di perkotaan bisa lebih enjoy, karena banyak research kayak kalau berpakaian bagus, self esteem naik, stres level turun,” ungkapnya.

Melejit sejak merilis kemeja edisi pemilu

Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia 2019 tidak hanya menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga bagi Tenue de Attire. Untuk merayakan momen tersebut, Tenue de Attire berkolaborasi dengan Hari Merdeka merilis koleksi bertema ‘L’INDÉPENDANCE INDONÉSIENNE: la culture, le folklore, la démocratie’ yang artinya ‘Dalam seni, budaya, karya, cerita, dan demokrasi; Indonesia merdeka.’
“Jadi waktu itu gambarnya ada tiga, duanya bicara budaya Indonesia, yang satunya ada Jokowi Prabowo. Ini viral karena sempat dipakai Kaesang Pangarep. Itu tahun 2019. Itu di awal tahun mendongkrak penjualan, akhirnya kita punya modal lebih,” ungkap Aldi.
Secara lebih detail, Tenue de Attire dan Hari Merdeka menghadirkan tiga kemeja dengan desain menarik. Satu kemeja menghadirkan karakter gatot kaca, kuda lumping, dan barong yang berpadu dengan astronaut. Ada pula kemeja yang menampilkan reog. Kemudian, kemeja yang paling unik adalah yang menampilkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang menjadi calon presiden untuk Pemilu Presiden Indonesia 2019.
Aldi pun mengaku, “Sebenarnya perkembangan yang paling prestise-nya waktu pemilu, edisi pemilu kan kita bikin collab, ada baju Jokowi-Prabowo. Nah, itu di situ lumayan naik, perkembangan pesat. Itu edisi khusus kita, kita collab sama seniman Hari Merdeka.”
Penjualan kemeja edisi khusus inilah yang mendongkrak penjualan Tenue de Attire. Akhirnya, hal ini pula yang memberikan modal lebih untuk keberlangsungan bisnis Tenue de Attire.

Revenue bertumbuh saat pandemi COVID-19

Saat pandemi COVID-19 melanda, Aldi mengaku bahwa bisnisnya tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan transisi karena memang bisnisnya sudah dilakukan secara online, terutama via website. Bahkan, penjualannya selama pandemi kian bertumbuh pesat. Hal ini berkat penjualannya yang mulai merambah ke marketplace.
“Jadi transisi kita tidak begitu lama, sebulan. Sebulan tapi justru di 2020 kita sebenarnya tumbuh hampir 2,5 kali lipat. Sampai tahun ini masih tumbuh dari awal pandemi. Tahun 2020 sih masih 80-90 persen dari website. Cuma tahun ini mulai marketplace-nya lumayan besar. Salah satu yang bikin kita tumbuh juga secara revenue karena marketplace,” tuturnya.
Di samping itu, Tenue de Attire juga menggelar beberapa program donasi melalui kolaborasi. Menghadirkan kemeja edisi khusus bertema ‘Serdadu 1’ dengan desain tenaga kesehatan, Tenue de Attire berkolaborasi bersama Kitabisa dan Tanihub.
“Ada dua seri, yang volume pertama gambarnya tentang nakes. Jadi, donasinya juga untuk nakes. Kalau yang kedua itu sama Tanihub, kita beli beras. Jadi, mereka juga yang menyalurkan. Hasil dari penjualannya untuk pembelian beras dari Tanihub, 5 kg beras dari setiap baju. Lumayan waktu itu kita sampai sekitar 1 ton beras, menyumbangnya. Kalau di Kitabisa, saya lupa nominalnya, tapi sama-sama kencang sebenarnya dua seri itu,” ujar Aldi.

Serius membidik pasar luar negeri

Ke depan, Tenue de Attire pun berencana untuk berkolaborasi dengan lebih banyak pihak. Menurutnya, berkolaborasi bisa menghadirkan insight yang sama-sama bermanfaat dan dapat digunakan oleh kedua belah pihak.
“Kita mau collab paling tidak sama 20 entitas, mau dari brand lokal, Food and Beverage (F&B), influencer, di 2022. Itu yang paling dekat. Sama kita mau mulai ke luar negeri,” tuturnya.
Ya, Tenue de Attire fokus membidik pasar di luar negeri, khususnya Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang. Hal ini lantaran ada data yang menunjukkan traffic dari luar negeri ke website Tenue de Attire meski angkanya belum besar. Mayoritas pembeli Tenue de Attire berasal dari dalam negeri dengan sekitar 90 persen permintaan berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.
Terkait pemesanan dari luar negeri, Aldi mengatakan sudah ada. Ia mengungkapkan “Sudah, cuma hitungannya masih kecil karena kita website-nya kan difokuskan untuk pembelian domestik. Luar negeri dari Amerika Serikat, Singapura, Malaysia. Akibat ada data itu, bukan transaksi saja, tapi ada traffic masuk dari negara-negara itu di website.”
Hal ini pula yang mendorong Tenue de Attire berencana menyewa gedung di luar negeri supaya pengiriman barang dapat lebih efisien dan efektif. “Supaya pengirimannya tidak harus dari Indonesia satu per satu. Jadi, kita taruh di sana. Nanti di sana yang kirim. Kerja sama dengan pihak gudang di sana,” jelas Aldi.
Tenue de Attire Finalis UMKM Fashion Terbaik Local brand Editor's Choice 2021 dok kumparan
Artikel Asli